Selasa, 18 Oktober 2011

MENGHADAPI PIMPINAN YANG SELALU MAU BENAR/MENANG SENDIRI



Untuk menganalisa suatu masalah yang kita hadapi, menurut para filosof, kita perlu menggunakan paradigma positive thinking/berpikir positif, artinya; kita harus melihat permasalahan tersebut dari berbagai aspek, untuk mampu melihat sisi positif dari masalah yang kita hadapi…
Untuk itu implementasinya sebagai berikut:
  • Nolkan dulu ego dan pendapat pribadi kita sendiri tentang masalah/sikap pimpinan tersebut, lalu melihat dengan kacamata yang obyektif, yang transparan, tanpa pengaruh ego pribadi kita..
  • Lakukan berfikir melingkar, teropong dari kaca mata seluruh norma kehidupan yang berlaku, yaitu norma agama, norma hukum, norma adat, norma kesusilaan dan norma kesopanan…
  • Cari sekeras mungkin segi positif dari sikap pimpinan tersebut….
  • Kalau sudah berusaha keras tapi tetap saja belum menemukan aspek positif dari sikap pimpinan tersebut, berarti kemungkinan besar pemimpin tersebut memiliki kepribadian yang bermasalah…
  • Kepribadian tersebut adalah “kepribadian yang kekanak kanakan/childish” (karena hanya seorang anak kecil lah yang berkepribadian mau menang sendiri dan tak mau diberi saran, nasihat, walau berulang kali membuat keputusan yang salah…)
  • Kalau betul begitu, maka kita memiliki pimpinan yang berkarakter kekanak kanakan…..
  • Kalau sudah cape memberi saran tapi dicuekin, kita tinggal pilih, mau terus bekerja dilingkungan/departemen bersangkutan, atau mau pindah departemen?..Ajukan pindah departemen secara baik kepada pimpinan yang lebih tinggi…
  • Kalau yang bersangkutan adalah pimpinan yang paling tinggi, lebih sulit lagi…tanya diri anda, apakah mau resign dari situ dan mencari pekerjaan baru yang pimpinannya lebih profesional dan memiliki kecerdasan emosional?, sehingga anda tidak terkena stress?…
  • Tapi cari pekerjaan dan posisi baru sekarang ini sangat sulit, jadi terpaksa harus dihadapi juga pimpinan bermasalah tersebut, tapi bagaimana agar kita tidak terkena stress berat, dipresi dan terkena psikosomatis dan mati muda???
  • Ingatlah pepatah Dimana ada kemauan, disitu ada jalan..”…jadi masalahnya sekarang apakah ada kemauan keras anda untuk mencari jalan keluar yang baik, solusi yang baik?
  • Untuk mencari solusi yang serba rumit ini maka kita tidak bisa hanya menggunakan kemampuan otak kiri kita yang hanya mampu menganalisa secara matematis, logis dan terukur secara pasti….Kita harus mulai menggunakan kemampuan otak kanan kita yang intuitif dan otak belakang kita yang menyimpan kemampuan “Kehebatan Alam Bawah Sadar”…
  • Bagaimana cara mengakses kemampuan kedua otak kita yang jarang kita pakai tersebut???…ternyata sangat simpel dan sederhana, anda tidak akan percaya kalau belum mencobanya!
  • Caranya adalah kita nolkan ego kita sampai titik nol, seolah kita lebih bodoh, lebih anak kecil dari pimpinan kita yang kekanak kanakan tersebut….
  • Kemudian dalam waktu yang bersamaan kita juga harus berperan sebgai orang tua yang mencintai dan kasihan terhadap anak kita yang hanya mau menang sendiri tersebut…kita tetap memperlakukannya dengan penuh kasih sayang tanpa ada pamrih apapun….Tumbuh kembangkan rasa cinta kasih anda kepada pimpinan yang berkarakter kekanak kanakan ini….tumbuh kembangkan rasa empati anda…maka secara tanpa disadari anda akan merasakan keajaiban yang tak bisa anda bayangkan sekarang !!!…anda akan menikmati suasana tersebut, menikmati hidup tanpa sakit hati, dendam dan stress….
  • Akhirnya pimpinan andapun akan berubah sesuai yang anda harapkan, karena anda telah mengakses enerji Illahi yang ada dalam diri anda !!! inilah yang sering disebut “Zero Mind Power” atau enerji Illahi

KIAT MENGHADAPI KEMARAHAN ATASAN
1. Hadapi dengan tenang
Saat Bos mulai mencecar Anda dengan kemarahannya sebisa mungkin tutup mulut Anda rapat-rapat. Bila ia menyerang Anda, tidak perlu langsung berusaha membela diri. Beri kesempatan pada bos untuk mengemukakan perasaannya. Tahan emosi. Ingat, secara struktur ia berada di atas Anda dan kemarahan atasan pada bawahan, dalam porsi tertentu dipandang wajar. Selama Anda diam dan mendengarkan, komunikasikan perhatian Anda dengan bahasa tubuh. Sampaikan bahwa Anda memang benar-benar memperhatikan. Berikan tatapan mata yang tenang dan sikap tubuh yang terbuka.
2. Tak perlu demonstratif
Daripada ikut-ikutan emosi, lebih baik menenangkan diri. Ingat bahwa masalah selalu ada di dunia kerja. Dimarahi bos, salah satunya. Untuk meredam emosi, cobalah bersikat tenang, tarik nafas dalam-dalam dan embuskan perlahan. Tak perlu bersikap demonstratif seperti menunjukan kesedihan atau penyesalan yang berlebihan. Hal ini akan membuat Anda terlihat ‘aneh’. Biasa-biasa saja.
3. Pahami penyebabnya
Anda boleh saja sakit hati dan kesal karena dimarahi bos. Namun coba pahami penyebab kemarahannya. Tentu bos punya alasan cukup kuat mengapa ia marah. Bahkan bisa ia tidak punya alasan kuat pun, ia punya ‘privilege’ untuk itu. Jika memang Anda melakukan kesalahan, berbesar hatilah menghadapi kemarahannya. Segera perbaiki kesalahan tersebut dan jangan bersikap antipati pada bos. Jangan bebani pikiran bahwa bos sentimen, prasangka ini akan membuat Anda semakin terpuruk dan membenci bos.
4. Tunjukan empati Anda
Bila saatnya tiba, berbicaralah dengan tenang, jelas dan tegas. Ketenangan Anda akan menurunkan emosi bos. Ambilah masa jeda di antara kata-kata Anda untuk menenangkan bos. Tunjukkan empati Anda tanpa harus membenarkan diri.
5. Jangan sembarangan mengadu
Wajar jika Anda ingin berbagi keluh kesah dengan rekan setelah dimarahi bos. Namun, hati-hati jangan sembarangan mengadu sana-sini. Pilihlah teman yang tepat untuk mencurahkan perasaan Anda. Jangan terlalu mendramatisir masalah. Ingat biasanya bos punya mata dan terlinga cukup banyak yang dapat menyerap informasi apapun dari anak buahnya.

6. Menebus ‘Dosa’. Jangan lupa, bos memiliki catatan buruk tentang anak buahnya masing-masing, sekali Anda salah di matanya, catatan itu tersimpan ‘rapi’ dalam memorinya. Jika Anda tidak segera mengambil tindakan perbaikan, alamat buruk bagi karir Anda. Maka jangan tunda-tunda melakukan perbaikan. Misalnya lebih disiplin, menepati deadline, dan meningkatkan kualitas kerja Anda. Cara-cara ini dapat mengurangi bobot kesalahan yang terlanjur Anda lakukan.
7. Jaga Komunikasi. Mogok bicara setelah dimarahi adalah sikap yang sangat kekanak-kanakan. Namun, berkomunikasi secara berlebihan juga mengesankan Anda ‘caper’ alias cari perhatian, atau salah tingkah. Ambilah langkah menjaga komunikasi yang efektif. Buat laporan kecil sehubungan dengan pekerjaan atau perbaikan pekerjaan yang tengah Anda lakukan. Biarkan bos mengikuti sikap progresif Anda untuk menebus kesalahan. Jangan sungkan meminta saran dan masukan, agar perbaikan kerja Anda membuatnay puas.
8. Tetap Senyum. Jangan pasang tampang ‘jutek’ di kantor, meski Anda tengah dirundung masalah. Tunukan raut cerah dan senyum Anda. Karena senyum diyakin dapat melunturkan rasa kesal dan marah. Senyum juga menunjukan kelapangan dan kebesaran hati Anda.
9. Jaga Sikap. Di lingkungan kerja mana pun, selalu ada birokrasi yang mengatur kepantasan atau kelayakan karyawannya dan berprilaku, termasuk menghadapi bos yang marah kepada Anda. Jadi jangan lupa menjaga sikap dan prilaku Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar